Kesederhanaan Pada Sehelai Kain Tenun Khas Masyarakat Adat Kajang Bulukumba

PEWARNA ALAMI

Karakteristik selanjutnya, kain yang tebal, benang-benang sarung ini dipintal secara manual dengan ukuran yang lebih besar dari benang tekstil lainnya. Hal ini, menjadikan sarung memiliki ketebalan yang lebih khas. Meskipun tebal, sarung ini sangat nyaman digunakan.

Setelah ngane selesai dipersiapkan, aktivitas menenun dimulai. Pada hari pertama, benang-benang terasa kasar, namun ada trik khusus yang digunakan untuk menjadikannya lebih halus dan lentur, yakni menggunakan pelembab alami.

Warna sarung ini, pada pandangan awal mungkin terlihat hitam, tetapi jika kita perhatikan lebih dalam, sebenarnya warnanya adalah biru tua yang kehitaman. Hal ini dicapai dengan menggunakan Pewarna Alami

Warna yang sempurna pada endapan disebut “tekke” untuk merendam benang benang kapas. Perendaman benang dilakukan berulang ulang selama 14 hari. Selanjutnya dicuci, dikeringkan, dan kemudian di rendam lagi hingga warna hitam yang diinginkan muncul pada benang

Benang kemudian disusun pada alat tenung “ngane”. Biasanya dilakukan oleh perempuan muda karena membutuhkan ketajaman penglihatan yang tinggi dalam waktu sehari penuh.

Adonan tersebut, diaplikasikan dengan menggunakan sisir dari sabut kelapa. Selain membuat licin, lotion juga sebagai perekat

Tidak sampai pada proses pembuatan sehelai kain, keunikan lain dari tenun Kajang adalah aksen hitam yang mengkilat. Setelah kain selesai ditenun, penenun melakukan proses penggosokan, yang disebut “garusu”. Proses inilah yang memberikan kilau istimewah pada kain kajang.

Hubungi Kami

Mengenal Lebih Dekat Proses Pembuatannya

Warna sarung ini, pada pandangan awal mungkin terlihat hitam, tetapi jika kita perhatikan lebih dalam, sebenarnya warnanya adalah biru tua yang kehitaman. Hal ini dicapai dengan menggunakan Pewarna Alami

Warna yang sempurna pada endapan disebut “tekke” untuk merendam benang benang kapas. Perendaman benang dilakukan berulang ulang selama 14 hari. Selanjutnya dicuci, dikeringkan, dan kemudian di rendam lagi hingga warna hitam yang diinginkan muncul pada benang

Karakteristik selanjutnya, kain yang tebal, benang-benang sarung ini dipintal secara manual dengan ukuran yang lebih besar dari benang tekstil lainnya. Hal ini, menjadikan sarung memiliki ketebalan yang lebih khas. Meskipun tebal, sarung ini sangat nyaman digunakan.

Benang kemudian disusun pada alat tenung “ngane”. Biasanya dilakukan oleh perempuan muda karena membutuhkan ketajaman penglihatan yang tinggi dalam waktu sehari penuh.

Setelah ngane selesai dipersiapkan, aktivitas menenun dimulai. Pada hari pertama, benang-benang terasa kasar, namun ada trik khusus yang digunakan untuk menjadikannya lebih halus dan lentur, yakni menggunakan pelembab alami. 

Adonan tersebut, diaplikasikan dengan menggunakan sisir dari sabut kelapa. Selain membuat licin, lotion juga sebagai perekat

Tidak sampai pada proses pembuatan sehelai kain, keunikan lain dari tenun Kajang adalah aksen hitam yang mengkilat. Setelah kain selesai ditenun, penenun melakukan proses penggosokan, yang disebut “garusu”. Proses inilah yang memberikan kilau istimewa pada kain kajang.

Selengkapnya Nonton Video Di Bawah Ini

SKKK copy